Menikah itu tidak cukup hanya cinta, tapi mempertahankan,ya
mempertahankan apa yang membuat pasangan kita tetap bertahan dan meningkatkan
kualitas apa yang membuat pasangan kita nyaman dengan kita. Tidak peduli
laki-laki atau perempuan, jangan hanya menganggap sudah menikah kita malah
seenaknya, Judul diatas menggambarkan betapa rumitnya berumah tangga,
sampai-sampai seorang suami seolah sudah tidak menganggap adanya seorang istri. Tidak hanya itu sang istri pun seiring
berjalanya waktu menganggap sudah tidak ada yang perlu dipertahankan dalam
pernikahannya, maka yang ada hanya penyesalan dan keduanya ingin mengakhirinya. Kemudian
masihkah ada solusi untuk memperbaikinya? Berikut kisahnya
Pada suatu ketika ada seorang konsultan pernikahan yang sangat
piawai. Seorang klien datang padanya dan berkata bahwa ia telah menikah selama
bertahun-tahun, “Tapi suami saya tidak tertarik pada saya lagi. Dia sering
pulang terlambat dari kantor. Saya tidak tahu pasti, namun dia mungkin sedang
menjalin hubungan dengan wanita lain. Saya ingin cerai dengannya.”
Konsultan pernikahan ini sangat cerdas,
“Dengar, suami Anda mungkin justru ingin Anda menuntut cerai darinya. Jadi,
jika Anda cerai degnan dia, Anda malah melakukan persis apa yang dia inginkan.
Dia akan bilang, ‘Yes!!’ Jadi begini yang harus Anda lakukan… Anda mau kan
membalas perbuatannya, dengan cara jangan cerai dulu?”
“Yang sebaiknya Anda lakukan adalah pergi ke
salon kecantikan, percantik diri Anda, coba potongan rambut yang agak giman
gitu, beli baju yang bagus dan keren-keren. Setelah beberapa lama, coba
upayakan apa Anda bisa membuat Suami Anda jatuh cinta lagi pada Anda. Ini
mungkin makan waktu beberapa lama, namun ini bisa dilakukan. Benar-benar ramah
dan bersikap baiklah terhadapnya. Lakukan semua yang bagus-bagus yang dia
senangi. Sebab rencananya adalah…. ketika dia mulai menyukai Anda lagi,
terutama ketika mulai jatuh cinta lagi kepada Anda, saat itu….Ceraikan dia!”
Klien itu berkata, “Oke! Jadi gitu ya!” Jika ia menceraikan suaminya ketika si suami itu ingin bercerai, itu malah melakukan persis dengan rencana si suami. Jadi si istri membeli baju yang bagus-bagus, merias diri, benar-benar ramah dan menyenangkan terhadap suaminya, dan setiap satu atau dua minggu ia menemui konsultannya. “Jadi, bagaimana perkembangannya?” tanya si konsultan.
Klien itu berkata, “Oke! Jadi gitu ya!” Jika ia menceraikan suaminya ketika si suami itu ingin bercerai, itu malah melakukan persis dengan rencana si suami. Jadi si istri membeli baju yang bagus-bagus, merias diri, benar-benar ramah dan menyenangkan terhadap suaminya, dan setiap satu atau dua minggu ia menemui konsultannya. “Jadi, bagaimana perkembangannya?” tanya si konsultan.
“Sesuai rencana! Ia mulai pulang lebih awal,”
lapor si istri. “Bagus! Lanjutkan!” kata si konsultan. Kemudian selama dua
minggu berikutnya, si suami mulai lebih baik terhadapnya, lebih lembut, lebih
mencintai, rencana itu jalan!
Sampai suatu ketika , klien itu tidak datang
lagi untuk sesi konseling selama sebulan, jadi si konsultan meneleponnya, “Apa
yang terjadi? Anda belum menelepon. Apakah dia jadi lebih baik?” “Oh, iya..
tentu!” “Ia jadi lebih lembut dan sayang kepada Anda?” “Ya, ya, ya!” Apakah dia
sudah jatuh cinta kepada Anda” “Sudah!” “Bagus! Sekarang saatnya menceraikan
dia!” “Oh tidaaaaaak! Dia begitu baik dan sayang kepada saya!”
Dan memang itulah rencana besar jangka panjangnya
untuk mempertahankan pernikahan mereka.
0 Response to "Suamiku Tak Sayang Aku Lagi"
Posting Komentar